Seribu Paragraf Cinta

karena pena bisa mengubah dunia...

Name:
Location: Jakarta, DKI, Indonesia

Wednesday, October 11, 2006

Sahabatku yang t'lah Pergi

Saya punya seorang teman yang sangat baik hati dan perhatian. Ia seorang yang memang sifatnya mau mendengar cerita dari siapapun, tak heran jika pengetahuannya luas dan hampir selalu nyambung jika diajak ngobrol oleh seseorang. Jikapun tidak nyambung, ia akan bertanya sehingga ia yang belum tahu menjadi tahu. Kesediaannya untuk mendengar cerita orang lain itu adalah keunggulannya sehingga pergaulan dan pengetahuannya luas.

Apa yang membuat saya menyukainya adalah ia bukan hanya bersedia mendengar ceritaku tentang pekerjaan atau pengetahuan, tetapi juga mendengar dengan hatinya tentang masalah pribadi saya. Kemampuannya menjaga rahasia yang kupercayakan padanya membuatnya menjadi orang yang sangat dekat di hati saya.

Ketika di tempat umum, dia tidak segan untuk menyapa dan berbincang dengan orang lain yang belum dikenalnya. Sifat ramah dan helpfulnya itu membuat dia banyak dikenal orang, gaul, dan disukai teman-temannya.

Ia selalu terlihat bersemangat. Ketika bertemu seseorang ia tunjukkan wajahnya yang sumringah dan selalu tersenyum. Ia hampir tidak pernah terlihat bersedih. Meskipun kata-kata yang ia pilih adalah kata-kata baku seperti "kacau" atau "hebat" atau "luar biasa" namun itu bahkan menambah nilai plus baginya karena menjadi sesuatu yang unik dan agak lucu sehingga menjadi ciri khasnya yang tiada tersaingi. Sifatnya yang selalu bersemangat itu membuatnya dipercaya banyak orang untuk melakukan berbagai pekerjaan.

Pada awal September 2006, waktu itu sudah lebih dari sebulan saya berada di Surabaya, ditempatkan di sebuah proyek. Ketika browsing internet, saya membaca kabar yang mengejutkan di milis yang saya dan teman baik saya itu ikuti. Di milis itu, ia menyatakan akan pergi mendadak ke Timika. Besok malam berangkat. Artinya tidak ada kesempatan buat saya untuk bersua dengannya terakhir kali sebelum dia berangkat. Saya tidak tahu untuk berapa lama ia akan berada disana, apakah dia betah atau tidak tinggal di wilayah ujung timur Indonesia yang jaraknya teramat jauh dari tempat tinggal kami. Seandainya ia betah disana, satu atau dua tahun, tentunya ada kerinduan tersendiri dalam hati saya.

Kini ia telah berangkat, pergi meninggalkan tanah Jawa. Selamat berjuang di tempat yang baru, teman baikku.

S'lamat tinggal sahabatku
Ku kan pergi berjuang
Menegakkan cahaya islam
jauh di negeri seberang

Kalaupun tak lagi jumpa
Usah lah kau berduka
Semoga tunai cita-cita
raih gelar syuhada

S'lamat tinggal sahabatku
ikhlaskanlah diriku
Iringkanlah doa restumu
Allah bersama s'lalu

Kuberjanji dalam hati
untuk seg'ra kembali
menjayakan negeri ini
dengan ridho ilahi

S'lamat tinggal sahabatku
s'lamat tinggal sahabatku
(izzatul islam)


NB : sebulan setelah dia berangkat, temenku bertanya : “betah ga dia di timika? Jangan-jangan bentar lagi mo dinikahin sm akhwat anaknya kepala suku” huahahah

0 Comments:

Post a Comment

<< Home