Hidup yang Selalu Indah
Wahyu Ariabaskara
Sahabatku, teman setiaku dalam perjuangan,
Tak dapat terukur rasa bahagiaku, dikala menyadari betapa beruntungnya hidup sebagai seorang muslim. Memang, sunguh nikmat hidup menjadi muslim yang mengimani Allah dengan sepenuh hati. Engkau pasti mengerti sobat, orang yang beriman tidak pernah merasa begitu gelisah, karena dalam kamus hidupnya hanya ada dua keadaan, yaitu bersabar dan bersyukur. Bersabar saat menghadapi ujian, yakin bahwa Allah tidak akan menimpakan ujian pada hambaNya jika ia tidak mampu memikul ujian itu. Maka ada kepasrahan disana, ada nikmat yang begitu terasa saat kita bersimpuh dalam derita ujian, bersimpuh pada kekasih, sang khalik yang maha berkehendak.
Namun sahabat, bersyukur saat mendapat nikmat Allah, kadang-kadang lebih sulit dilakukan dari bersabar. Syukur kita atas nikmat Allah bukan sekadar mengucap Alhamdulillah, namun terwujud dalam perasaan hati, perkataan lisan, dan perbuatan. Perbuatan orang yang bersyukur yaitu memanfaatkan segala pemberian Allah dengan optimal dengan tujuan dan cara yang baik. Tujuan akhirnya jelas, mendapatkan ridhoNya, tapi caranya berbeda-beda sesuai dengan kapasitas pribadi masing-masing. Dengan demikian, manusia yang tidak memanfaaatkan pemberian Allah, jangan-jangan belum termasuk orang yang mensyukuri nikmat Allah. Sudahkah kita melakukannya? Atau kita termasuk orang yang membiarkan potensi kita tertidur?
Selain itu teman, orang beriman hanya menggantungkan dirinya pada Allah semata. Ia bersandar pada Allah, bukan pada harta simpanan, bukan pada wanita, bukan pada gaji, bukan pada perusahaan. Ketika ia mendapat gaji yang cukup, ia percaya bahwa gaji dari perusahaan hanyalah jalan dari Allah untuk mendapat rizki. Ketika ia mempunyai harta yang banyak, ia yakin semua itu titipan Allah. Bayangkan jika orang yang hidup bergantung pada harta simpanan, ketika harta simpanannya mulai habis, maka goyahlah dia. Jika seseorang hidup bersandar pada wanita, saat wanita meninggalkannya, maka terasa hancurlah seluruh hidupnya. Namun orang beriman, yang hanya bergantung kepada Allah, ketika kehilangan pekerjaan kantor, ia tidak putus asa, karena ia bersandar hanya Allah, ia yakin rizki Allah bisa datang darimana saja, tinggal sejauh apa ia berusaha menjemputnya.
Nah sobatku my dear,
Begitulah hidup orang mukmin. Selalu indah dalam sabar dan syukur. Mungkin hidup memang tak selalu terlihat indah jika kita melihat keindahan sebagai sesuatu yang membahagiakan hati secara batiniah. Teringat lirik lagu Padi “Dengarlah wahai kekasih, hidup tak selamanya indah…” mungkin memang benar, tidak selamanya yang kita alami di dunia ini adalah kenikmatan dan keindahan. Banyak juga aral rintangan dan cobaan yang pasti terjadi. Saat kita diuji, kita menghadapi masalah yang mungkin membuat kita merasa hidup ini tidak indah. Kehilangan pekerjaan atau kegagalan menuju pernikahan bukanlah hal yang indah untuk mereka yang mengalaminya.
Namun my dear, dibalik tidak nikmatnya cobaan hidup, ada makna yang begitu indah kita temui jika kita renungkan dengan objektif. Bukankah kita merasakan enaknya rasa manis saat kita tahu tidak enaknya rasa pahit? Karena itu, Allah menyuruh kita bersabar saat menghadapi ujian. Demikianlah sobat, jika direnungkan lebih jauh, hidup pribadi beriman selalu indah, selalu ada penghayatan, perenungan, makna baru, keindahan baru, baik saat mendapat nikmat, maupun saat mendapat ujian.
13 Comments:
kok bisa jadi bagus gini tulisannya yah ?
di kritik abis jadi makin siiip kan
^ _ ^ ^ _ ^ ^ _ ^ ^ _ ^ ^ _ ^
dCmAk1 The best blog you have!
LuSH1F Thanks to author.
Magnific!
actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.
Wonderful blog.
Please write anything else!
Please write anything else!
Good job!
actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.
Magnific!
rjdzUh write more, thanks.
Wonderful blog.
Post a Comment
<< Home